Perampokan Bank Terbesar di Indonesia
Perampokan Bank Terbesar di Indonesia
Nama Maria Pauline Lumowa kembali mencuat. Penangkapannya pun menggegerkan masyarakat Indonesia. Diketahui, Maria sudah buron sepanjang 17 tahun. Namun, Maria bukan salah satu pembobol dana perbankan terbesar di Indonesia. Ada pula Inong Malinda Dee, yang terlibat dalam persoalan pencucian live roulette dan penggelapan dana nasabah Citibank. Berikut adalah lima persoalan pembobolan bank terbesar di Indonesia yang dirangkum, Jumat, 10 Juli 2020. Saat itu, Malinda Dee memegang 236 nasabah. Namun, keliru satu nasabah kakap, Surjati T Budiman, terasa ada transaksi yang janggal dalam rekeningnya. Total, dia menggelapkan dana nasabah sampai mencapai Rp17 miliar. Malinda pun ditahan terhadap 24 Maret 2011.
Karyawan bank bergaji Rp60 juta sekaligus tersangka pencurian berinisial BS terinspirasi serial berjudul Money Heist dalam lakukan aksi perampokan Bank Jabar-Banten (BJB) Fatmawati, Jakarta Selatan.
«(Judulnya) MH, yang film di TV berbayar yang depannya N, kan ada film perampokan yang judulnya ada money-money-nya itu,» kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto selagi dihubungi, Rabu (5/4). Setelah ditangkap dan dilakukan penggeledahan terhadap BS, polisi mengambil sejumlah barang bukti pada lain airsoft gun, pisau lipat, petasan asap, kabel tis, dan alat kejut.
Perampokan Bank Terbesar
«Dia terinspirasi dari situ, kan di situ tersedia perampok yang mempunyai perlengkapan semua, termasuk kayak granat asapnya segala macam,» tutur Budhi. Sebagai informasi, serial Money Heist, bercerita tentang seorang dengan identitas Profesor yang merekrut sekelompok orang untuk melaksanakan salah satu perampokan terbesar di dalam sejarah. Profesor mengklaim aksi pencurian itu sebuah tindakan perlawanan pada sistem. Serial yang para karakternya memanfaatkan baju terusan merah dan topeng tokoh gerakan surealis asal Spanyol, Salvador Dali, itu kondang di dunia, termasuk Indonesia.
Perampokkan terbesar selama histori pernah berjalan di Bank Sentral Irak yang berlokasi di Baghdad. Nilai duwit tunai yang dirampok mencapai US$920 juta atau setara dengan Rp13,21 triliun. Perampokan ini berjalan pada 18 Maret 2003, sebelum akan invasi Amerika Serikat dan diperintahkan langsung oleh Saddam Hussein, presiden Irak saat itu.
Ia memerintahkan putranya untuk mengambil duwit tunai kurang lebih Rp13,21 triliun dari Bank Sentral Irak cuma sebagian jam sebelum akan bom pertama jatuh di Baghdad. Uang itu diangkut oleh tiga truk dan dikira dipakai Saddam Husein dan kroninya untuk melarikan diri dari invasi Amerika Serikat. Percobaan persoalan perampokan bank di Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Selasa (5/4/2022), yang ditunaikan oleh seorang kepala HRD sebuah bank telah mengambil perhatian publik.
Motif ada masalah ekonomi sampai keinginan memiliki kekayaan secara instan menyebabkan seseorang nekat melaksanakan aksi kriminal merampok bank. Bahkan, {beberapa|sebagian|lebih dari satu} bank di dunia telah menderita kerugiaan jutaan dolar AS akibat aksi perampokan bank terbesar selama sejarah.